Sabtu, 31 Oktober 2009

Resistor Non-Linier

Nah di postingan ini, akan di bahas mengenai resistor yang biasanya digunakan sebagai transducer juga.
oia, transducer adalah komponen elektronika yang mampu mengubah besaran fisika (masi inget ga? Panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, suhu, jumlah zat, dan intensitas cahaya---> terlepas dari pebedaan mengenai jumlah besaran fisika yang 7 atau 8).
Jadi resistor yang ini akan berubah resistansinya jika mendapat pengaruh dari besaran fisika tersebut diatas.
Resistor Non-linier terdiri dari:
1. Thermistor
2. LDR (Light Dependent Resistor....bukan Long Distance Relationship atau Long D*** Reduction..he...he..)

3. VDR

1. Thermistor
(gambar dari http://www.jestineyong.com)
Ok, pertama it's about thermistor. Jadi, thermistor itu resistor yang resistansinya bergantung kepada temperatur sekitar. Ada 2 jenis thermistor:
a. Thermistor NTC (Negative Temperature Coeficient)
b. Thermistor PTC (Positive Temperature Coeficient)
Thermistor ini biasanya digunakan pada alat-alat elektronik (misal power supply, dan alat elektronik yang menimbulkan panas berlebih), jadi ketika suatu alat elektronik melempaui batas panas, maka thermistor ini bekerja, merubah kesetimbangan rangkaian, sehingga mengaktifkan rangkaian lain untuk mendinginkan / menormalkan suhu alat tersebut.....wih....hebat yah...thermistor ini...he...he...
Bahan thermistor : Besi Oksida(FeO), Mangan Oksida(MnO), Nike Oksida(NiO) dan Kobalt Oksida (CoO).
Jenis thermistor yang terdiri dari NTC dan PTC sebenarnya sama saja, hanya penggunaan yang berbeda, karena perubahan resistansi akan terjadi ketika suhu naik atau turun. itu saja ko...
(gambar RTD dari http://www.instrumentors.com)
Oia, ada yang kelewat, masih ada RTD (Resistor Temperature Device), sebenarnya sama dengan PTC, hanya terbuat dari logam murni...

2. LDR (Light Dependent Resistor)
Resistor ini akan berubah resistansinya jika intensitas cahaya disekitarnya berubah. Semakin terang cahaya, maka semakin kecil resistansinya.
LDR terbuat dari bahan Cadmium Sulfid, Cadmium selemit.

(gambar diambil dari http://www.mstracey.btinternet.co.uk ,http://www.reuk.co.uk)
Pada rangkaian LDR dan transistor diatas, ketika LDR kuran gmendapat cahaya, maka resistansinya sangat besar (dalam orde Megaohm), sehingga arus yang melewati LDR sangat kecil, sehingga arus yang masuk ke Basis Transistor NPN sedikit, tidak memenuhi Vbe=0.7volt, sehingga transistor tidak bekerja.....kurang lebih kaya gitu tuh cara kerjanya....
Untuk aplikasinya, bisa digunakan sebagai sakelar / switch elektronik jiga loh....
jika LDR dipasang berhadapan dengan LED (Light Emitting Diode / lampu indikator di keyboard and), ketika ada sesuatu melewati diantar LED dan LDR, maka LDR kekurangan cahaya sehingga resistansinya meningkat, arus dari sumber tegangan hanya sedikit yang melewati LDR, sisanya masuk ke rangkaian untuk mengaktifkan / membuka pintu.....OK kan LDR...mau LDR (Long Distance Relationship???he....)

aduh...cape ngetik, jari pegel..ntar lanjut lagi....VDR....see u soon

Resistor Variabel

Jenis resistor yang terdapat kode arna merupakan jenis fix resistor atau resistor yang nilainya tetap. Nah, yang akan dibahas sekarang adalah jenis resistor yang nilainya bisa kita rubah sesuai keinginan kita.
oia, nilai fix resistor sudah ditentukan oleh pabrik pembuatnya, jadi ketika kita merancang suatu rangkaian, lalu kita memperhitungkan nilai resistor dan nilai resistornya misal 4k6(4600 ohm), maka kita tidak akan mendapat nilai resistor tersebut di pasaran, karena yang ada di pasaran adalah stndar 6, 12, 24 dan 96 atau yang sering disebut E6, E12, E24, E69, E192
E6 = 1,0 ; 1,5 ; 2,2 ; 3,3 ; 4,7 ; 6,8 (misal 220 ohm, 2200 ohm, dst) dengan toleransi +- 20% (3 warna kode resistor)
E12 = 1,0 ; 1,2 ; 1,5 ; 1,8 ; 2,2 ; 2,7 ; 3,3 ; 3,9 ; 4,7 ; 5,6 ; 6,8 ; 8,2 dengan toleransi +- 10% (4 warna kode resistor)
E24 = 1,0 ; 1,1 ; 1,2 ; 1,3 ; 1,5 ; 1,6 ; 1,8 ; 2,0 ; 2,2 ; 2,4 ; 2,7 ; 3,0 ; 3,3 ; 3,6 ; 3,9 ; 4,3 ; 4,7 ; 5,1 ; 5,6 ; 6,2 ; 6,8 ; 7,5 ; 8,2 ; 9,3 dengan toleransi +- 5% (4 warna kode resistor)
E96 memiliki 5 kode warna dengan toleransi +- 1%
E192 memiliki 5 kode warna dengan toleransi +- 0.1%
karena terlalu banyak nilainya, nih liat aja http://www.logwell.com/tech/components/resistor_values.html

Setelah tahu fix resistor, sekarang baru masuk ke variabel resistor
Variabel resistor sering disebut potensiometer, trimpot dan Rheostat
(gambar dari http://www.dsaprojects.110mb.com)
1. potensiometer / Trimpot sering kita temukan pada pengator volume speaker, radio(jadul), tv(jadul) dll
Fungsi dari potensiometer adalah pembagi tegangan dan pembatas arus juga. Pot(potensiometer) ini memiliki 3 pin / kaki, tap biasanya hanya difungsikan 2 pin saja, yaitu pin tengah(pin2) dan salah satu pin (pin 1 atau pin 3), ketika kita memasang ohmmeter pada pin 1 dan 3 (misalnya), lalu memutar bagian adjustablenya, nilai resistansinya berubah. Perubahan nilai resistansinya ada yang berubah secara linier (kode potensiometer A / Lin, misal: A50K, berarti potensio tersebut linier perubahannya, maksimal resistansi 50 kilo ohm) dan ada yang perubahan nilai resistansinya logaritmik (kode B, misal B5K, berarti potensio tersebut logaritmik perubahannya, maksimal resistansinya 5 kilo ohm) dan ada yang perubahan nilai resistansinya berupa kurva S (diberi kode S).

berdasarkan jumlah putaran adjustablenya, ada 2 jenis:
a. Single turn / satu putaran, ketika kita memutar bagian adjustablenya hanya berputar 360 derajat. harga di pasaran lebih murah
b. multi turn / banyak putaran, kita bisa memutar bagian adjustabelnya berkali-kali atau >360 derajat. harga dipasaran lebih mahal

berdasarkan bahan pembuatannya, hampir sama dengan fix resistor
a. Karbon (banyak tersedia di pasaran, harga murah)
b. Karbon Film (tersedia di pasaran, harga lumayan)
c. Metal Film (tersedia di pasaran, harga lumayan)
d. Wire wound (tersedia di pasaran, harga lumayan mahal, lebih awet di banding yang lain)

potensiometer dan trimpot hanya berbeda dari nilai resistansinya (trimpot biasanya digunakan untuk resistansi kecil), penggunaan(pengaturan adjustable trimpot menggunakan obeng dan diatur sesekali saja, sedangkan potensiometer digunakan jika sering di adjust)

b. Rheostat, nah ini yang agak berbeda dari yang lain. rheostat hanya digunakan untuk mengatur arus saja, bahan rheostat sama dengan potensiometer.
(gambar dari http://www.suswox.com dan http://www.elelctronicplus.com )
gambar rheostat atas (warna hitam) digunakan untuk mengatur arus yang besar (sesui deimensinya yang besar....), gambar yang satu lagi adalah rheostat yang digunakan untuk mengatur arus yang kecil. oia, spesifikasi rheostat itu adalah tahanannya dan arus maksimum.

Komponen Elektronika 1

Komponen elektronika sering kita temukan di sekitar kita (handphone, laptop, tv, radio, dll) nah, sebenarnya masyarakat umum sedikit keliru dalam mengartikan komponen elektronika. masyarakat menyebut handphone, tv, radio, dll sebagai komponen elektronika / electronics devices. Padahal itu adalah alat elektronik. Yang disebut komponen elektronika adalah bagian kecil di dalamnya.
Komponen elektronika terbagi 2:
1. Komponen Elektronika Pasif
2. Komponen Elektronika Aktif

1. Komponen Elektronika Pasif adalah komponen akan bekerja tanpa diberi sumber (arus / tegangan). Komponen pasif terbagi dalam 3 komponen:
a. Resistor (Tahanan)
b. Kapasitor / Kondensator
c. Induktor

a. Resistor (Tahanan)
(gambar resistor dari http://www.habibietech.wordpress.com)
Resistor berfungsi sebagai Pembatas arus dan pembagi tegangan.(simbol resistor dari http://www.gaussmarkov.net)
resistor berdasarkan bahan pembuatannya pun bermacam-macam, ada yang terbuat dari karbon (yang sering ada di pasaran dan harga relatif ekonomis), metal film, wire wound.

resistor memiliki nilai dalam satuan ohm (sesui hukum Ohm R = V / I)
untuk mengetahui nilai tahanan/resistansi dari sebuah resistor bisa dengan beberapa cara:
1. Menggunakan ohm meter (fungsi dalam sebuah multimeter), pengukuran menggunakan ohm meter lebih akurat.
2. Menggunakan kode warna pada resistor.untuk mengetahui nilai resistansi menggunakan kode warna, kita harus hafal kode warna resistor. Selain itu, nilai toleransinya juga harus di perhitungkan.
Selanjutnya kita akan bahas resistor berdasarkan nilai resistansi (fix dan variable)